Arsip | 1:35 pm

[#CerMin] Wangi yang Sama

14 Mei

Gelisah.

Hari ini adalah pertemuan yang akan menentukan kelanjutan hubunganku dengan Yoga, duda beranak satu. Yoga telah meluluhkan hati Ibu yang menentang hubungan kami karena statusnya itu. Kini, giliranku untuk mengambil hati anak semata wayangnya.

Di pintu masuk kulihat Yoga melambaikan tangan. Di sampingnya seorang anak berseragam TK. Aku gugup. Bagaimana kalau Tisya tidak menyukaiku? Bagaimana kalau dia takut memiliki ibu tiri?

Tisya menatapku lama. Setelah diingatkan ayahnya, Tisya mencium punggung tanganku.

Makan siang itu berlalu dengan canggung. Tisya sering mencuri pandang padaku.

“Ada yang mau Tisya katakan?” tanyaku ketika ia memandangku lagi.

“Tante harum banget.”

Aku bertatapan dengan Yoga. Lalu kembali menoleh ke Tisya.

“Tisya suka?”

“Iya. Wangi tante mengingatkan Tisya pada bunda.”

Lagi-lagi aku bertatapan dengan Yoga.  Apa maksudnya? Yoga menggeleng.

Aku menghela nafas. Mudah-mudahan ini reaksi positif Tisya akan hubunganku dengan ayahnya.

Sebelum berpisah…

“Boleh Tisya peluk tante?”

Yoga menatapku lalu mengangguk. Senyumnya terkembang.

“Boleh.” Kuusap rambut panjang Tisya. “Menurut Tisya, wangi tante kayak apa?”

“Dulu… Tisya mencium wangi yang sama setiap dekat dengan bunda. Tisya suka.”

“Tisya ingin mencium wangi yang sama lagi setiap hari?” Kali ini Yoga bertanya.

Tisya mengangguk. Wajahku menegang.

Di kamar…

Kupandangi parfum aroma green tea. Pantas saja Yoga menghadiahkanku parfum itu.

***

Jumlah kata: 200/200

Ditulis ulang dari FF saya dengan judul yang sama 😀