Ibu Tidak Pernah Berharap Melahirkanmu

27 Feb

???????????????????????????????

Dear Ronnie

Setelah pertengkaran kita malam itu, lama Ibu berpikir. Yah, benar, Ibu tidak pernah berharap melahirkanmu, Ron. Saat itu Ibu masih 16 tahun dan tidak tahu apa yang harus Ibu lakukan. Kakek dan nenekmu “membuang” Ibu karena Ibu tak memberitahu siap pria itu.

Tapi apa yang harus Ibu lakukan? Semakin lama perut Ibu membesar dan Ibu makin takut. Seharusnya saat itu Ibu aborsi saja. Tapi tidak Ron! Dalam kesendirian, ibu merasakan kehadiranmu. Itu satu-satunya saat ibu merasa bahwa ibu tidak sendiri.

Saat kamu lahir, Ibu menggenggam tanganmu, ibu sadar bahwa kamu bukan milik pria itu. Kamu milik Ibu, belahan jiwa Ibu. Apa pun akan ibu lakukan agar kamu bahagia. Kehadiranmu telah membuat Ibu bangkit kembali. Ada yang harus Ibu hidupi. Ada yang harus Ibu beri makan dan belikan selimut.

Ibu tahu kamu sangat membenci ibu. Apalagi saat orang-orang menyebut Ibu pelacur karena memilikimu tanpa menikah. Ibu tidak ingin kamu sedih, hingga Ibu mengatakan kalau Ayahmu telah meninggal. Ibu lupa, suatu hari kamu akan beranjak dewasa.

Ibu tidak ingin kamu tahu kalau Ayahmu hanyalah seorang pemerkosa yang telah merusak semua impian ibu. Maafkan Ibu jika itu membuatmu marah dan pergi dari rumah. Jika suatu hari kamu ingin pulang, pintu rumah akan terbuka untukmu.

With Love, Your Mom

Aline Adams

22 Tanggapan to “Ibu Tidak Pernah Berharap Melahirkanmu”

  1. Mita Alakadarnya 28 Februari 2013 pada 9:34 am #

    Seorang ibu yang rela di cibir orang untuk memenuhi kebutuhan anaknya,, salut buat ibunya Ronnie

    • nurusyainie 1 Maret 2013 pada 10:40 pm #

      Yup. Kalau mau tahu soal ketulusan, belajarlah dari seorang Ibu 🙂

  2. Mechta 16 Maret 2013 pada 1:09 pm #

    ketulusan seorang ibu yg terabaikan ya…

    • nurusyainie 18 Maret 2013 pada 10:38 pm #

      Begitulah…

      Ini versi pendeknya. Saya buat versi aslinya sebenarnya 382 kata, tapi gak muat di kartu pos hehehe… jadi saya edit dengan tidak mengurangi inti cerita yang ingin disampaikan.

  3. anazkia 2 April 2013 pada 11:03 am #

    Jadi ini FF, Mbak?

    • nurusyainie 3 April 2013 pada 10:25 am #

      Iya… ini diikutkan di event Postcardfiction Kampung Fiksi, mbak Anaz 😀

      • anazkia 4 April 2013 pada 2:26 pm #

        Owalah, hehehe
        Saya ketinggalan

        Sukses ya, Mbak? 🙂

  4. nisamama 3 April 2013 pada 1:15 pm #

    Sedih. 😦 ;( ;((

    • nurusyainie 3 April 2013 pada 1:51 pm #

      Hiks… iya. Waktu nulis ini pun mata saya kadang berair. Saking meresapi rasa sang Ibu

  5. Nathalia DP 5 April 2013 pada 7:07 am #

    aahh.. cinta ibu emang ga ada yg bisa ngalahin..

    • nurusyainie 5 April 2013 pada 6:17 pm #

      Sepakat, Mbak Nathalia 😀

      Karena kehalusan rasa yang dimiliki wanita, wajar rasanya jika seorang ibu memiliki cinta yang luar biasa.

  6. Wong Cilik 5 April 2013 pada 11:48 pm #

    ibu, sosok lembut yang tegar luar biasa …

    • nurusyainie 6 April 2013 pada 7:35 am #

      Hehehe… ada yang lembut ada yang tegas. Tapi memang mereka tegar luar biasa 😀

  7. eksak 8 April 2013 pada 7:39 am #

    Ow ow ow, tadinya emang gak berharap, tapi ibu yg baik, pasti selalu mengharap kelahiran anaknya… 😉

    • nurusyainie 8 April 2013 pada 6:30 pm #

      Hehehe… emang gak berharap. Tapi mau bagaimana lagi, iya kan.

      • eksak 10 April 2013 pada 3:09 pm #

        Kemudian si anak yg harus milih, apakah dia berharap dilahirin ke dunia? 😉

  8. Mugniar 8 April 2013 pada 4:47 pm #

    Wow .. masih melatih tulisan tangan ya mak? Keren 🙂
    Ceritanya keren.

    • nurusyainie 8 April 2013 pada 7:41 pm #

      Hehehe… iya. Soalnya saya mau memberikan sentuhan personal. Pede dikirim meski tulisan kayak gitu hihihi

      Makasih, Mbak Mugniar 🙂

  9. rinibee 12 April 2013 pada 1:55 am #

    Kasih sayang seorang ibu yang rela melakukan apapun untuk mempertahankan anaknya. Ah.. sedih sekaligus terharu.. 😦

Tinggalkan Balasan ke nurusyainie Batalkan balasan